Sunday, 3 July 2011

Bumi Cinta

"Pasti Muslim."
"Benar."
"Ternyata, banyak sekali penganut agama primitif itu." Desis Linor dengan nada mencela. Kata-kata Linor membuat Ayyas tersentak bagai kalajengking.

---
Yelena sampai di apartemen, ketika Ayyas sedang shalat. Suara Ayyas membaca Al-Quran ketika shalat terdengar jelas. Yelena agak tersentak. Yang dibaca Ayyas itu pernah ia dengar, pernah begitu akrab dalam telinganya bertahun-tahun yang lalu. Ia teringat bagaimana ia pernah rukuk dan sujud.

---
Azan berkumandang. Panggilan cinta dari Allah. Begitu sejuk, begitu merdu. Ayyas meneteskan airmata. Setelah berhari-hari di Moscow, baru kali ini ia mendengar suara azan. Dan baru kali ini ia akan shalat jemaah di masjid.

---
Hadiah nobel harus digunakan untuk kepentingan Yahudi. Dengan semakin banyaknya orang Yahudi yang menerima nobel, maka dunia akan semakin percaya bahwa manusia yang otaknya paling cerdas adalah orang Yahudi. Dengan itu, klaim bahwa bangsa Yahudi adalah bangsa pilihan Tuhan adalah sah.

---
" Saya telah berjanji hanya untuk mencintai perempuan yang menjadi isteri saya. Siapa pun dia. Kalau ternyata yang mencintai saya adalah gadis itu, maka dialah orang yang akan saya limpahi segenap cinta dan kasih sayang yang saya miliki."

Hati Doktor Anastasia Palazzo bergetar mendengar ucapan Ayyas. Belum pernah ia mendengar kalimat yang sedemikian ksatria dari seorang pemuda manapun sebelumnya. Tiba-tiba ia ingin menjadi perempuan yang mendapat kemuliaan cinta dari seorang lelaki yang begitu menjaga cintanya seperti Ayyas.

---
Angin semilir musim semi berhembus mengiringi kepergian Sofia meninggalkan dorm tua itu. Sofia melangkah dengan wajah cerah dan hati bertasbih kepada Allah. Ia berharap Allah mempertemukan dengan orang yang didambanya di bumi cinta. Bumi yang didalamnya kalimat Allah dijunjung tinggi dan hati-hati manusia diikat oleh tali tauhid yang indah menyejukkan.

Novel Bumi CInta
by Habiburrahman El-Syirazi

No comments:

Post a Comment