Wednesday, 20 May 2009

Carita Beach, West Java

Dada langit mulai merah. Laut yg luas terbentang kelihatan berkilau-kilau disimbah cahaya matahari yang sudah tak menyengat itu. Sang ombak masih setia menemani pantai. Dia berdiri di gigi air memerhatikan matahari yang sedang turun pelan-pelan di ufuk barat. Gunung Krakatau kelihatan berbalam-balam dari pinggir pantai Carita. Malam sedang mengambil alih tempat siang. Dia kagum akan panorama yang cukup indah itu sambil kedua bibirnya bergerak-gerak memuji betapa agungnya kuasa yang menciptakan apa yang ada di hadapannya itu. "Subhanallah...Maha Suci ALLAH". Dia teringat pada ayat Al-Quran yang bermaksud:

"Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing2 beredar menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah ALLAH Tuhanmu, milikNYAlah segala kerajaan.."(Surah Fatir:13)

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda2 (kebesaran ALLAH) bagi orang yang berakal, yaitu org2 yang mengingat ALLAH sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia2; Maha suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. (Surah Ali Imran:190-191)


"Engkau tak menciptakan semua ini dengan sia2 ya ALLAH.."perlahan dia mengulang ayat itu. Kalaulah ombak yang tenang di depannya ini tiba2 menjadi tidak bersahabat lagi, ke arah mana dia harus lari? Andaikata gelombang tsunami yang pernah menimpa Acheh dulu menghempas pantai di hadapannya sekarang, apakah dia sempat untuk mencari tempat berlindung? Apakah dia berpeluang untuk menyelamatkan dirinya? Kepada siapa dia harus berpaut saat itu?Kepada siapa dia harus meminta pertolongan?

Katakanlah, "Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (ketentuan) ALLAH jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?"mereka itu tidak akan mendapatkanpelindung dan penolong selain ALLAH. (Surah Al-Ahzab:17)

Firman2 dari Tuhan itu membuat dia merasa sangat kerdil. Hilang segala rasa tinggi diri. Cair ego di hati. Dia akur pada kuasa yang Maha Besar yang sedang mengatur kehidupan ini. Kuasa yang memiliki segala apa yang ada di langit dan di bumi, dan apa yang ada di antara keduanya. Keinsafan menyelubungi hatinya. Betapa selama ini dia dh banyak terleka dengan godaan dunia yang sementara. "Astaghfirullahal 'azim...ampunkan dosaku ya ALLAH. La ila ha illa anta subhanaka inni kuntu minaazholimin (tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk org2 yang zalim)."

Hatinya tiba2 menjadi sayu. Memikirkan diri yang selama ini belum maksimum mengabdikan diri pada Tuhannya. Islam masih belum cukup diamalkan sepenuhnya. Masih kurang ibadahnya. Sunnah baginda Rasulullah masih belum sebati di jiwanya. Masih belum kuat muroqobahnya. Masih lemah sifat istiqamahnya. "Lemahnya hambaMu ini ya ALLAH! Kurniakan aku kekuatan untuk menjadi hamba yang taat. Ya ALLAH, perbaikilah agamaku yang ia merupakan benteng segala urusanku, dan perbaikilah duniaku yang di sana ada kehidupanku, dan perbaikilah akhiratku yang ia adalah tempat kembaliku, dan jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan buatku dalam segala kebaikan, dan jadikan kematian sebagai peristirehatan bagiku dari segala kejahatan.* amin...". doanya dalam hati.

Wajah matahari telah hilang dari pandangan. Entah akan ada lagi atau tidak matahari untuknya besok dia sendiri tidak tahu. Senja kali ini benar2 mentarbiyyah dirinya untuk merenung keagungan dan kekuasaan ALLAH Ta'ala. Alhamdulillah..

kitab riyadhus shalihin*

No comments:

Post a Comment